Rabu, 22 September 2010

Kekasih Telah Berlalu

 “Sekiranya manusia tahu apa yang disediakan untuk mereka di dalam Ramadhan, maka mereka akan berharap, sepanjang tahun itu adalah Ramadhan”



Dengan tenggelamnya matahari di barat pada akhir Ramadhan, gema takbir berkumandang di seluruh penjuru dunia maka terhapuslah sudah semua pantang-larang pada bulan ramadhan. Lapar dahaga telah berakhir, tak ada lagi terawih yang melelahkan, jadwal ngapel semakin lancar tanpa halangan jam tadarus, tidur juga kembali pulas karena tak ada lagi thongthek yang membangunkan untuk sahur.



Menang, itulah yang di rasakan remaja muslim ketika telah masuk 1 syawal. Apa yang mereka lakukan untuk mengekspressikan hal tersebut? Mereka ramai merayakan Idul Fitri dengan tidak menjaga aurat serta batas hubungan lelaki dan perempuan. Ada juga yang sibuk bersillaturrahim dari rumah ke rumah sehingga meninggalkan solat. Ada yang sibuk masak di malam raya, akhirnya subuh dan solat sunat Idul Fitri entah ke mana. Lantas adakah kita di antara mereka?



Na’udzubillahimin dzalik

Sepatutnya kita membuka hati untuk lebih memaknai hari raya idul fitri. Sadarkah kita, ketika kita ramai merayakan idul fitri sejatinya kita tengah ditinggalkan sang kekasih “Ramadhan mubarrak”, salahkan kita menyebutnya dengan kekasih? Tentu saja tidak, Ramadhan adalah makhluk. Jika kita mencintainya, maka Ramadhan akan mencintai kita. Ramadhan adalah hadiah. Hadiah dari pencipta kita. Jika kita menghargainya, maka Si Pemberi hadiah akan menghargai kita. Ramadhan adalah kekasih kepada hati-hati yang hidup. Jika hati kita hidup, maka kita akan merasakannya.

Layaknya kita menjadi kekasih Ramadhan, tentu sebuah keadaan yang sangat berat bila benar-benar kita mau berkaca atas diri kita. Namun dengan cara demikian, rasa pertanggung jawaban kita terhadap status diri yang berharap dapat patut dicintai, dirindukan, dan disayangi oleh ramadhan tentu akan terpacu. Ya, inilah cara agar bagaimana diri kita bisa belajar mempertanggung jawabkan perbuatan  sesuai status yang diberikan/diamanahkan kepada kita. Termasuk status kita sebagai hamba Allah yang telah banyak diberikan fasilitas penunjang kehidupan.



Mari kita flashback pada kehidupan rasulullah dahulu, beliau berikut para sahabatnya merasa sedih ketika menginjak tanggal 20 bulan ramadhan dan kesedihan itu kemudian pecah menjadi air mata saat beliau benar – benar ditinggalkan oleh Ramadhan.

Tangis, ia hanya akan muncul apabila kita mengerti hakikat Ramadhan dan segala hal ehwalnya sebagaimana telah dibahas berulang kali dalam pesantren kilat pada akhir ramadhan yang lalu di MA. Wahid Hasyim. Ramadhan adalah bulan yang teristimewa, istimewa karena anugerah Allah Taala yang telah menjanjikan bulan ini lebih baik dari pada seribu bulan bagi hambanya yang beribadah. Demikianlah Sempurnanya Allah ta’la, Maha Sempurna Rahman dan Maha Sempurna RahimNya. Dan tidaklah dikurniakan bulan teristimewa ini melainkan hanya kepada umat Muhammad SAW.

Subhanallah…

Kini kekasih tlah berlalu, sebulan lamanya kita telah ditatar, dibimbing, digembleng untuk dapat menjadi umat yang lebih baik. Tak ada lagi yang dapat kita berikan kepada sang kekasih, tangis-sesal juga tak ada guna.

“Wahai Ramadhan, apakah aku akan bertemu lagi denganmu tahun depan?”

Pertanyaan itu sudah cukup menggetarkan hati-hati yang hidup, hati-hati yang nampak bahwa kegembiraan sebenarnya adalah apabila mendekatkan diri kepada Allah SWT,
hati-hati yang mampu merasakan betapa besarnya kasih sayang yang Allah buka sepanjang Ramadhan. Hati-hati ini, adalah hati-hati yang menjadi bejana keimanan.

Dan sungguh merugi bagi kita yang telah mencampakkan sang kekasih, biarlah ia pergi untuk kembali pada tahun yang akan datang, mari dihari yang fitri ini kita kembali kepada fitroh dengan jiwa yang bersih layaknya bayi yang baru lahir. agar serasi dengan baju baru yang kita pakai, maka sepatutnya juga kita ubah diri kita menjadi diri yang baru dan yang lebih baik tentunya. karena itulah makna Idul Fitri yang sesungguhnya.



Taqobbalallahu minna wa minkum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung

Pengikut